Posts

Showing posts from October, 2012

Permasalahan pada tahap perkembangan VII

Studi Kasus : Tawuran Antar Pelajar Yang Menewaskan Seorang Pelajar Masih hangat di perbincangkan masalah tawuran antar pelajar yang melibatkan SMA 6 dan SMA 70 yang menewaskan seorang pelajar yaitu SMA Negeri 6 Alawy Yusianto Putra   yang bertempat di kawasan Bulungan, Jakarta selatan. Peristiwa itu terjadi pada Senin siang 24 September 2012 karena faktor balas dendam. Hal tersebut sebetulnya disebabkan dari faktor internal dan eksternal, di antaranya: Emosi pribadi siswa yang masih labil Kurangnya perhatian dari orang tua Pengaruh dari kakak kelas yang mendorong adik kelasnya untuk melakukan hal negative tersebut seperti tawuran, dengan alasan tradisi turun temurun dan perebutan kekuasaan Dendam pribadi Sekolah tersebut ingin lebih terpandang dan terlihat lebih hebat Permasalahan yang timbul, bukan hanya memberikan dampak negatif bagi pelajar saja, tetapi pada masyarakat yang tidak berdosa dan terjebak pada tawuran tersebut. Keti

Permasalahan pada tahap perkembangan VI

Tugas Perkembangan Contoh kasus:                 Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Saya memiliki sepasang adik kembar yang berbeda jenis kelamin. Perbedaan usia kami hanya kurang dari tiga tahun. Bisa dibayangkan ketika adik saya lahir dan saya masih kurang dari tiga tahun, perhatian dan curahan kasih sayang orang tua saya menjadi terbagi. Terlebih saat itu saya yang sebelumnya tinggal di bandung harus pindah ke jawa timur yang tentu saja merupakan lingkungan yang baru bagi saya.                 Saat usia kanak-kanak, saya memang sering mencari perhatian orang tua saya. Ketika itu memang adik-adik saya lebih membutuhkan perhatian yang lebih dibanding saya. Namun karena saya belum banyak mengerti keadaan tersebut, tetap saja saya mencari  perhatian melalui banyak cara. Saat usia pra sekolah, saya belum siap dengan keadaan lingkungan taman kanak-kanak. Saat itu saya lebih suka dekat dengan guru di taman kanak-kanak dibanding dengan teman di dalam kelas. Saya pun s

Permasalahan Pada Tahap Perkembangan V

Image
Tugas. Masalah Perkembangan Studi Kasus Kisah ini merupakan kisah nyata dari seorang anak laki-laki yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran dalam kehidupan kita terkhusus menyangkut masalah perkembangan . Sebut saja anak lelaki tersebut adalah Adnan. Adnan yang merupakan anak pertama dari kedua saudara perempuannya. Kedua orang tua Andan berharap anak laki-laki mereka dapat seperti anak lelaki lainnya. Namun, kenyataan itu harus mereka buang jauh-jauh sebab ternyata kenyataan berkata lain terhadap Adnan. Sikap laki-laki Adnan ternyata tidak melekat pada dirinya. Namun sebaliknya, sikap kewanitaan yang dimiliki ke dua adik perempuannya harus Adnan miliki pula dalam dirinya. Awalnya, Adnan tidak senang dengan mainan yang dimiliki adik perempuan dan sepupu perempuannya. Namun, karena keseringan bergaul dengan adik dan sepupu-sepupunya, maka setiap tingkah laku sepupu dan adiknya itu sering  Adnan ikuti. Seperti halnya bermain boneka. Bahkan, Adnan sendiri memiliki boneka

Permasalahan pada Tahap perkembangan IV

Permasalahan yang kelompok kami ambil adalah masalah perkembangan dua bersaudara laki-laki, sebut saja aa dan dede. Aa berumur 3 tahun, dan dede berumur 8 bulan. Aa memiliki masalah dalam perkembangan bicara, padahal 3 tahun itu seharusnya sudah bisa bicara, namun aa belum. Ketika masuk TK pun aa tetapi masih susah bicara, aa dapat bermain dengan anak-anak yang lain seperti biasa , hanya saja susah untuk aa dapat mengikuti yang diajarkan gurunya. Pergi ke TK pun aa selalu susah, semaunya aa aja, datang dan pulang terserah aa, pakai seragampun aa juga tidak mau sesuai yang di perintahkan TK. Kalau permintaan si aa tidak dituruti aa akan nangis seharian, dan nangisnya itu susah berhenti, walaupun sudah di bujuk tetap saja tidak mau menurut i orang tuanya bahkan nenek, bibi dan kakak sepupunya. Kalau masalah dede, seharusnya usia 8 bulan itu sudah bisa berpegangan pada dinding untuk belajar berdiri, tetapi dede belum bisa, lalu dede juga terlihat lemas sekali, ibarat kata seper